Posted by: awidyarso65 | 5 December 2012

KURIKULUM 2013 APA YANG BERUBAH ?

kurikulum-2013-1Dunia pendidikan kembali berubah (baca: berkembang?). Kementrian Pendidikan Nasional telah melaunching (ujicoba) draft kurikulum yang baru. Masyarakat mendengar nama kurikulum yang tengah diujicobakan itu sebagai ‘Kurikulum 2013’. Khabarnya untuk satuan pendidikan Sekolah Dasar mata pelajaran yang jumlahnya sepuluh dikurangi menjadi tinggal enam mapel. Mapel IPS, IPA dan Bahasa Inggris tidak ada draft KD-nya. Apakah artinya mapel-mapel itu akan ditiadakan untuk SD? Kita tunggu saja bagaimana final-nya.

Berikut gambaran draft kurikulum (khusus SD) yang diperoleh dari website Kementrian Pendidikan Nasional. Para pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan tentu perlu mencermati perkembangan kurikulum ini. Dunia pendidikan salah satu intinya adalah kurikulum. Gerak langkah proses belajar dan perkembangan mutu pendidikan diarahkan oleh kurikulum yang didesign oleh pemilik kewenangan, Pemerintah, Sekolah dan Masyarakat. Silahkan mencermati …

Elemen perubahan yang ingin dicapai dengan Kurikulum SD 2013 dapat disarikan dalam deskripsi singkat berikut:

1. Pada Kompetensi Lulusan      : Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2. Kedudukan Mata Pelajaran     : Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

3. Pada Cara Pendekatan                        : Untuk SD kompetensi dikembangkan melalui Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran.

4. Struktur Kurikulum        :

• Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya)

• Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

• Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran   :

•  Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.

•  Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.

•  Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

•  Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

•  Proses pembelajaran melalui tematik dan terpadu.

6. Penilaian Hasil Belajar  :

•  Penilaian berbasis kompetensi.

•  Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]

•  Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

•  Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.

•  Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

7. Ekstrakurikuler   : Pramuka (wajib), UKS, PMR, Bahasa Inggris, dll.

 

Berikut pengembangan struktur kurikulum SD 2013 :

Struktur Kur. SD 2013

Selamat datang Kurikulum 2013, semoga perubahan yang akan dicapai terimplementasikan sampai pada level teknis di lapangan. Semoga guru dan profesional dibidang pendidikan lainnya segera beradaptasi dengan perubahan. Selamat berubah dunia pendidikan …….

Posted by: awidyarso65 | 30 September 2012

Sekolah Kristen Aletheia Genteng sabet juara lagi

Belum usai tahun 2012, Sabtu, 29 September kemarin Ricky siswi kelas 6 SD. Aletheia Genteng   kembali mengukir prestasi. Ricky meraih juara ke 3 dalam kompetisi Olympiade matematika SD tingkat propinsi Jawa Timur, yang diselenggarakan di SMP Petra 5 Surabaya. Siswa yang dikenal pendiam dikelasnya ini maju ke putaran final setelah menyingkirkan lebih dari 100 Peserta dari seluruh Jawa Timur. Keterangan guru pembimbingnya Bapak Jacky A. Pontoh, yang pernah membawa prestasi siswa bimbingannya hingga tingkat nasional bahkan internasional (Rusia dan Korea), Ricky memang sosok siswa yang mau belajar, tekun dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Beberapa bulan yang lalu Ricky menyabet juara pertama se kabupaten Banyuwangi dalam event olympiade Matematika tingkat SD yang di selenggarakan pihak Diknas. Kab. Banyuwangi.

Buat Ricky, selamat ya !! …. Teruskan prestasimu hingga ke puncaknya.

Go to be numero uno …..

Posted by: awidyarso65 | 28 August 2009

PENGENDALIAN BANJIR JAKARTA KINI DAN 1500 TAHUN SILAM

Banjir Jakarta 2007

Banjir Jakarta 2007

            BANJIR menjadi berita yang selalu muncul diberbagai media di musim hujan pada wilayah Jakarta. Siklus banjir 5 tahunan yang sangat dahsyat dan merugikan hingga kini masih jauh dari teratasi. Banjir tahunan luapan sungai Ciliwung yang langganan merendam ibu kota pun selalu menjadi PR-nya gubernur DKI, yang tak pernah tuntas. Telah lebih dari 5 gubernur memimpin Jakarta, belun juga ada upaya yang dapat dikategorikan serius dalam menangani permasalahan banjir. Lihat saja Desember 2009 mendatang, di berbagai media pasti akan meletakkan pemberitaan seputar banjir ….. kapan berakhir ?

            Banyak idee para ahli di tanah air ini dalam beretorika membicarakan permasalahan banjir. Akademisi, pejabat dan pengamat senantiasa diskusi dan diwawancarai ketika “event” banjir menggelandang “habitat” pemukiman penduduk. Mereka sadar betul dan paham benar apa penyebab dan apa akibat banjir, serta bagaimana cara mengatasi / mengantisipasi mencegah banjir. Lalu …. bagaimana implementasi pengetahuan mereka itu ?

Master Plan BKT

Master Plan BKT

           Semua orang awampun tahu, bahwa banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi (presipitasi), pemerhati lingkungan melihat banyaknya areal hutan yang gundul menjadi satu penyebabnya. Ahli sanitasi dan tata kota membicarakan bantaran kali yang jadi tempat pembuangan sampah sehingga terjadi pendangkalan dan terhambatnya aliran sungai oleh bangunan liar ditepinya. Daya resap kota terhadap curah hujan kecil akibat bangunan-bangunan membuang air hujan limpahannya ke jalanan, sehingga kota bagaikan bak mandi penampung air dikala hujan.

            Selain penyebab banjir, akibat yang harus ditanggung rakyat karena banjir, hampir tidak ada orang yang tidak mengetahuinya. Pertama-tama korban nyawa pasti terjadi dalam setiap bencana banjir besar. Berapa kerugian korban nyawa jika di angkakan ? Bisakah dikuantifikasikan ? Pada peristiwa banjir Jakarta Februari 2007, hampir 60% wilayah Jakarta terendam banjir. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas dan kerugian material akibat terhentinya perputaran bisnis ditaksir 4,3 trilyun rupiah serta warga yang mengungsi karena rumahnya terendam 320.000 orang. Kerugian itu belum menghitung rusaknya rumah dan infrastruktur yang langsung terkena dampak banjir.

            Pemerintah dan para ahli bukannya tidak tahu bagaimana cara mengatasi banjir, bukan pula tidak ada dana jika serius (concern) mau melakukannya. Upaya mengatasi banjir Jakarta (dulu Batavia) sudah sejak lama di zaman pemerintahan kolonial. Pembangunan Banjir Kanal Barat (Kali Malang) dilaksanakan tahun 1922 berawal dari daerah Manggarai ke arah barat melewati Pasar Rumput, Dukuh Atas, lalu membelok ke arah barat laut di daerah Karet Kubur. Selanjutnya ke arah Tanah Abang, Tomang, Grogol, Pademangan, dan berakhir di sebuah reservoar di muara, di daerah Pluit.

Pekerjaan BKT 2009

Pekerjaan BKT 2009

            Dengan bantuan Netherlands Engineering Consultants, tersusunlah “Master Plan for Drainage and Flood Control of Jakarta” pada Desember 1973. Berdasarkan rencana induk ini, seperti yang ditulis Soehoed dalam Membenahi Tata Air Jabotabek, pengendalian banjir di Jakarta akan bertumpu pada dua terusan yang melingkari sebagian besar wilayah kota. Setelah terjadi banjir di wilayah Jakarta Barat pada Januari 1979, pemerintah pusat bersama Pemerintah Daerah DKI Jakarta mencari jalan pemecahan untuk mengurangi potensi terjadinya genangan pada masa yang akan datang. Rencana perluasan BKB pun diganti dengan pembuatan jaringan pengendali banjir lainnya, yakni jaringan kanal dan drainase yang dinamakan Sistem Drainase Cengkareng. Saluran banjir Cengkareng selesai dibuat pada tahun 1983. (Wikipedia)            

            Untuk mengatasi banjir akibat hujan lokal dan aliran dari hulu di Jakarta bagian timur dibangun Banjir Kanal Timur (BKT). Sama seperti BKB, BKT mengacu pada rencana induk yang kemudian dilengkapi “The Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal Project in the City of Jakarta” tahun 1991, serta “The Study on Comprehensive River Water Management Plan in Jabotabek” pada Maret 1997. Keduanya dibuat oleh Japan International Cooperation Agency.

            Pada prakteknya, pembuatan kanal yang sudah direncanakan lebih dari 30 tahun lalu itu menghadapi pembebasan tanah yang berjalan alot. Pembangunannya menjadi lambat. Rencana tersebut tidak kunjung selesai direalisasikan, dan banjir seperti yang kini dirasakan warga Jakarta menjadi kenyataan setiap tahun.

            Seribu lima ratus tahun silam di abad ke 5 masehi kita bisa belajar dari leluhur bangsa bagaimana mengatasi banjir. Bukti prasasti TUGU peninggalan raja Purnawarman jelas menyingkap bagaimana pemimpin melakukan tugasnya untuk kemaslahatan rakyatnya. Cermati isi dan bunyi prasasti berikut: 

Prasasti TUGU

Prasasti TUGU

            “pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau// pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana// prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadiramya gomati nirmalodaka// pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina”.

 

             Terjemahan : 

“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan yang memilki lengan kencang serta kuat yakni Purnnawarmman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka sekarang) beliau pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya, setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas di tengah-tegah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja Purnnawarmman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik, tanggal 8 paro-gelap bulan Caitra, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”

            Gamblang sekali prasasti TUGU diperhadapkan kepada kita seolah menyodorkan fakta bagaimana seharusnya pemimpin bertindak tanggap trengginas cepat dan terus-menerus mengupayakan mengghindarkan rakyatnya dari bencana banjir dan demi kemakmuran. Tercatat dua kali pekerjaan berskala raksasa untuk ukuran zaman itu, raja Purnawarman mengatasi banjir sungai Candrabhaga dan sungai Gomati. Terinci pula secara tepat dimulai dan berakhirnya pekerjaan penggalian, serta bagaimana sang raja mendanai dan menitahkan agar segenap kekuatan rakyat bersama berusaha mengatasi permasalahan banjir yang juga melanda istana Purnawarman kala itu, tanpa ada yang dirugikan dan dikorbankan. Profesor Poerbatjaraka mengidentifikasi sungai Candrabhaga yang disebut dalam prasasti TUGU dengan sungai Bekasi sekarang (masih wilayah sekitar Jakarta Utara=kecamatan Koja) Jika dugaan Peorbatjaraka ini benar, maka masalah banjir Jakarta sebenarnya telah ada sejak 1500 tahun silam dan telah pula pernah tuntas diatasi. Pada prasasti Tarumanegara lainnya diperoleh keterangan bahwa penggalian ke dua sungai yang ditulis pada prasasti TUGU, juga diperuntukkan tidak hanya untuk mencegah banjir tetapi juga untuk pengairan sawah dan transportasi. Pujian tertulis pada prasasti TUGU kiranya memberi gambaran bahwa pemimpin ketika itu kuat, disegani, pandai, bijak dan mengarahkan pembangunannya untuk rakyat.

Posted by: awidyarso65 | 26 July 2009

KEN DEDES, WANITA UTAMA DARI DESA PANAWIJEN

Sepenggalan kisah dari jaman Singasari

….. kengkis wetisira, kengkab tekeng rahasyanica, nener katon murub denira Ken Angrok …. (Sebuah kutipan dari Pararaton yang artinya: …. tersingkap betisnya, yang terbuka sampai rahasyanya, lalu kelihatan bernyala oleh Ken Angrok ….)

Arca Wajah Ken Dedes

Arca Wajah Ken Dedes

            Ken Angrok memang tidak sengaja ! mungkin semua terjadi karena kehendak dewata. Saat Ken Dedes yang sedang hamil muda duduk bercengkerama dengan suaminya, di taman Boboji, secara kebetulan Ken Angrok yang sudah bekerja di Tumapel mendapat angin baik; angin penyingkap kain istri sang Akuwu, hingga menyingkap terlihat betis dan paha, bahkan sampai jauh ke ujung yang disebut dalam kitab Pararaton sebagai “rahasianya” Ken Dedes. Penulis kitab Pararaton ketika itu tentu amat menghargai Ken Dedes, sehingga dengan gaya eufemistis mengguratkan kata “rahasianya” untuk menjelaskan suatu keterangan yang bersifat pribadi.

            Nyala “rahasianya” Ken Dedes itu yang bikin Ken Angrok pusing. Pemuda ini tahu apa arti “rahasianya” wanita, namun nyala “rahasianya”Ken Dedes membuatnya gundah gulana. Ken Dedes kembangnya kraton Tumapel asal desa Panawijen. Kecantikannya sempurna, tak ada wanita yang menyamai keindahan paras muka dan tubuh Ken Dedes yang semok dan menggairahkan menurut Pararaton. Kasmaran sira Ken Angrok tan wruh ring tingkahira …. jatuh cintalah Ken Angrok, tak tau apa yang akan diperbuatnya. Read More…

Posted by: awidyarso65 | 23 June 2009

PERAN GURU BAGI KEBERHASILAN SISWA

Kartun peran guru

Kartun peran guru

PENGERTIAN

Peran adalah tingkah laku yang dipentaskan individu berkenaan dengan kedudukan atau statusnya. Peranan merupakan aspek dinamis dari status. Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya.

Pengertian keberhasilan pada konteks tulisan ini diukur dengan angka yang diperoleh siswa pada setiap mata pelajaran yang tercantum di raport siswa, atau sekurang-kurangnya angka yang diperoleh siswa dari evaluasi/ulangan dan ujian. Kurang dari angka 6 (enam) tidak berhasil, antara 6 – 7,9 mendapat predikat penilaian cukup, dan 8 (delapan) ke atas baik atau berhasil. Angka 6 (enam) pada umumnya diletakkan sebagai ”batas” atau ukuran berhasil dan tidak berhasil.

Gagal dipahami sebagai tidak berhasilnya siswa mencapai angka/nilai minimal yang menggambarkan pencapaian kompetensi tertentu sebagai standar untuk naik kelas atau lulus. (polldaddy poll=1743372) Read More…

Posted by: awidyarso65 | 18 May 2009

MEMBACA “SIMBOL” DEKLARASI CAPRES-CAWAPRES

Manusia adalah makhluk simbolis. Berbagai tingkah laku dan perbuatannya selalu melibatkan simbol-simbol. Beragam macam simbol dipakai dan dipahami secara “sama” oleh manusia, sehingga simbol menjadi median/alat/kurir bagi maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Setiap tindakan yang dilakukan manusia tidak bebas nilai, artinya setiap tindakan yang dilakukan pasti ada hal yang (“tersirat”) akan dicapai. Tulisan inipun tersampaikan pada Anda pembaca dengan media simbol huruf dan gambar, yang juga tidak bebas nilai.

            Simbol adalah lambang yang mewakili nilai-nilai tertentu. Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja. Semisal ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasat mata, namun juga melalui gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah satu infrastruktur bahasa, yang dikenal dengan bahasa simbol. (Wikipedia) Read More…

Posted by: awidyarso65 | 16 May 2009

Lamunan Togog tentang PEMILU dan presiden pilihannya

Togog

Togog

Orang Jawa yang kurang mengenal wayang menggambarkan tokoh wayang Togog sebagai gambaran yang merujuk pada masyarakat kebanyakan, (grassroot = kawulo alit = wong cilik), nggak ngertian (ora Jowo = tidak Jawa) dengan tata krama agak konyol “preman” , dan konon dipersonifikasikan sebagai manusia bukan “Jawa”. Anehnya dengan segala keterbatasannya, termasuk soal kemampuan akademisi, di jaman “kolobendho” dia (baca=Togog) berani mengeluarkan segala pandangannya yang mungkin saja ngawur sebagaimana uraian di bawah tentang bagaimana dia memandang pemilu legeslatif yang baru lalu dan pilpres yang akan datang, serta bagaimana dia mengkalkulasi pilihannya dalam pilpres yang akan datang. Dasar Togog !!

Pemilu legislatif sudah usai 9 Mei 2009 yang lalu, meskipun meninggalkan banyak masalah dan carut-marut persoalan yang meredusir kepercayaan masyarakat terhadap hasil obyektif pemilu beserta KPU penyelenggaranya. Berbagai permasalahan muncul seperti banyaknya anggota masyarakat yang tidak tercantum dalam DPT sehingga kehilangan hak pilihnya, golput yang membesar ditinjau dari jumlahnya, kecurigaan mark-up suara di beberapa daerah pemilihan, tertukarnya surat suara antar daerah, money politik, dan berbagai kecurangan-kecurangan yang ditengarai masyarakat serta partai politik sebagai suatu yang benar terjadi.

Dari perspektif ilmiah, masyarakat disodori proses fakta statistik yang ditayangkan berbagai media bahwa kajian akademisi dalam QUICK COUNT ternyata dapat dipercaya kebenarannya dan sahih. Meski terdapat perbedaan angka antara perhitungan manual KPU dengan hasil Quick Count, namun secara ilmiah margin yang demikian hasilnya itu sudah memberi gambaran ke depan bahwa lembaga-lembaga survey Quick Count tersebut bisa diandalkan dan dipercaya kredibilitas keilmuannya. Read More…

Posted by: awidyarso65 | 25 March 2009

“PEMBLOKIRAN” INSENTIF GURU DALAM PERSPEKTIF ETIKA

Wapres saat menyampaikan perlunya guru diberikan insentif

Wapres saat menyampaikan perlunya guru diberikan insentif

Sejak tahun 2005, guru di Tanah Air Indonesia (PNS dan Swasta) menerima dana insentif dari pemerintah yang besarannya ditentukan berdasarkan kemampuan APBD daerah masing-masing. Guru penerima tidak dikategorikan berdasarkan apakah dia guru negeri (PNS) ataupun guru sekolah swasta. Tidak pula berdasarkan apakah sekolah itu di pelosok ataupun di kota besar, pun juga tidak berdasarkan apakah sekolah itu kaya-raya ataupun siapa pemiliknya (corporate besar atau kecil) Pendek kata yang berhak menerima adalah yang berstatus guru dan mengajar di sekolah formal. Alokasi dana yang diberikan untuk insentif bagi guru tersebut adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk kesejahterahan guru, diberikan dalam bentuk finansial (uang) per bulan, dan didistribusikan setiap enam bulan kepada setiap guru melalui dinas P&P masing-masing atau di P. Jawa melalui Kantor Pos dan diambil secara kolektif oleh pihak sekolah. Besaran insentif yang diterima guru ditiap daerah berbeda, juga antara guru di kota dan di tempat terpencil. Read More…

Posted by: awidyarso65 | 9 March 2009

JEJAK BAHASA TULIS ZAMAN INDONESIA KLASIK

Yupa Kutai

Yupa Kutai

            Indonesia masuk ke zaman sejarah pada kurang lebih abad ke 4 masehi, setelah pasuknya pengaruh India (Hindu-Budha). Masuknya wilayah nusantara ke zaman sejarah ditandai dengan tulisan PALAWA yang terpatri pada Yupa (prasasti) Kutai. Para ahli tulisan kuno (epigrafi) memperkirakan tulisan Palawa yang dipahatkan di Yupa Kutai itu telah ada sejak abad-abad tersebut.

            Sebagai bahasa tulis, tulisan-tulisan bukti sejarah masa lampau itu sangatlah penting dikarenakan dengan tulisan, penulisnya dapat mencatat berbagai peristiwa yang terjadi pada masanya, sehingga dapat menyebarkan serta mewariskan berbagai macam tradisi, nilai, kepercayaan, dan budayanya kepada masyarakat disekitarnya maupun generasi penerus. Read More…

Posted by: awidyarso65 | 25 February 2009

PETA BUTA sebagai alat/media BELAJAR IPS

PANGAEA

PANGAEA

            Banyak siswa mengalami kesulitan belajar dan me-“memorize” letak, wilayah, kenampakan alam/buatan, ibu-kota/kota, batas-batas negara dll. pada peta. Menghafal dalam bentuk deretan tulisan pada buku pegangan siswa, tidak membantu “mendaratkan” pemahaman siswa pada pengetahuannya mengenai mapping. Atlas, Globe, Peta topic tertentu memang membantu, namun untuk membantu menguatkan memory siswa atas fakta-fakta yang berkenaan dengan peta tetap harus dibantu dengan PETA BUTA.

             Peta Buta adalah peta tanpa keterangan apapun. Yang nampak pada peta buta hanyalah garis yang mengikuti kontur (bentuk) wilayah tertentu, misalkan pulau, benua, sungai, danau, laut atau strip putus-putus tanda batas wilayah (negara) tanpa keterangan apapun. Dalam suatu proses belajar (KBM) siswa diminta dengan cara dan kemampuannya meng-“hidup”-kan peta buta itu dengan memberi keterangan sebanyak mungkin yang ia tau.

Europe Countries

Europe Countries

            Pada Kelas V (lima) SD-YPJ-KK, kurikulum KTSP 2008-nya memuat kompetensi dasar yang siswa harus kuasai untuk dapat naik kelas VI. Kompetensi itu adalah : Kemampuan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya untuk mencari informasi keruangan. Dalam rangka mencapai kompetensi dimaksud, maka Peta Buta sebagai sarana melatih membawa siswa kepada KD tersebut, mutlak perlu ada. 

            Berikut syaring PETA buat para pengajar IPS-SD di manapun berada, buat para orangtua siswa yang peduli akan kemajuan belajar putra-putrinya, serta para praktisi pendidikan di tingkat dasar, yang kita peroleh dari berbagai sumber belajar. Semoga bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di tanah air. (Silahkan download peta buta pada file di halaman MEDIA KBM)

Older Posts »

Categories